Kamis, 21 November 2013

RESUME SIM



TUGAS RESUME
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN








OLEH :
NUR SUKMAWATI                        1101593 / 2011



PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013




1.      SIM DALAM MENJALANKAN FUNGSI ORGANISASI
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi . sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetetif organisasi.
Peran sistem informasi manajemen untuk mencapai keunggulan strategis dapat dicontohkan pada suatu perusahaan yang mutuskan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung browser web) sehingga memungkinkan berbagi informasi dengan para sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannnya. Basis data yang terstandarisasi dan dapat diakses melalui browser web mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis.
Persaingan merupakan kunci penentu keberhasilan sebuah organisasi bisnis. Strategi persaingan yang diterapkan oleh bisnis/industri mampu memberikan keunggulan organisasi, dengan memperhatikan faktor biaya, mutu dan kecepatan proses. Keunggulan kompetitif akan membawa organisasi pada kemampuan mengendalikan pasar dan meraih keuntungan usaha. Strategi bisnis menjadi pusat yang mengendalikan strategi organisasi dan strategi informasi. Perubahan pada salah satu strategi membutuhkan penyesuaian, agar tetap setimbang.

2.      SIM BAGI PENINGKATAN KINERJA ORGANISASI
Salah satu faktor yang dapat menentukan sukses atau tidaknya suatu perusahaan adalah dengan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Namun SDM saja tidak cukup untuk terus bertahan dari terpaan persaingan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu untuk selalu melakukan peningkatan ataupun perbaikan sistem informasi dalam upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan, sehinga perusahaan dapat terus bertahan dalam kondisi apapun. Kinerja karyawan tidak hanya tergantung pada ketrampilan dan kepandaian diri pribadinya saja, tetapi yang juga perlu diperhatikan adalah penggunaan sistem informasi pada karyawan tersebut. Bagaimana data-data yang diterimanya diolah menjadi suatu informasi, apakah informasi tersebut sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, sehingga karyawan tersebut dapat bekerja dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal kepada perusahaan.
Kinerja individu pegawai dalam suatu organisasi public akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan dan disepakati bersama oleh seluruh anggota organisasi yang bersangkutan. Banyak factor yang mempengaruhi kinerja organisasi, diantaranya penerapan sistem informasi manajemen yang diberlakukan pada organisasi yang bersangkutan.Dalam penerapan sistem informasi manajemen yang diberlakukan dalam organisasi yang bersangkutan tersebut dapat digunakan alat bantu berupa program computer yang paling tepat untuk mempermudah penerapan sistem informasi.Bila penerapan sistem informasi manajemen pada organisasi public tepat, maka kinerja individu dan kinerja organisasi tinggi, sehingga kepercayaan masyarakat kepada setiap organisasi public tersebut akan meningkat dan secara keseluruhan meningkatkan kepercayaannya kepada pemerintah.

3.      SIM BAGI EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ORGANISASI
Banyak organisasi yang ingin membangun sistem Informasi Manajemennya sendiri, dan telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut sering kali gagal. Penyebabnya antara lain ialah: struktur organisasi keseluruhan yang kurang wajar, rencana organisasi keseluruhan yang belum memadai, personil sistem yang tidak memadai, dan yang terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
Sistem Informasi Manajemen merupakan serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai    dengan            gaya     dan      sifat manajer. Beberapa point dalam Sistem Informasi Manajemen :
a.       Sistem Informasi Manajemen memiliki sub-sistem informasi dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran Sistem Informasi Manajemen dan organisasi sebagian dari sub-sistem berperan hanya dalam satu kegiatan atau lapisan manajemen, sementara yang lainya berperan ganda
b.      Sistem Informasi Manajemen adalah  menyeluruh. Sebuah Sistem Informasi Manajemen mencakup sistem informasi formal maupun informal baik yang manual maupun berkomputer. Komponen yang terpenting dalam Sistem Informasi Manajemen adalah manajer yang memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi dengan elemen-elemen lain dari Sistem Informasi Manajemen
c.       Sistem Informasi         Manajemen      adalah  terkoordinasi.
Sistem Informasi Manajemen dikoordinasikan secara terpusat untuk menjamin bahwa data yang di proses dapat di operasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien
d.      Sistem Informasi         Manajemen      terintegrasi      secara  rasional.
Sub-sistem dalam Sistem Informasi Manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing saling berkaitaan satu dengan yang lainnya, integrasi ini dilakukan terutama dengan melewatkan data diantara sub-sistem tersebut
e.       Sistem Informasi Manajemen mentransformasikan data kedalam informasi. Apabila data diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi.
f.       Sistem Informasi Manajemen meningkatkan produktivitas.
Sistem Informasi Manajemen dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain: dengan kemampuan melaksanakan tugas rutin seperti penyajian dokumen dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manajer untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.
g.      Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manajer Sistem Informasi Manajemen dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem Informasi Manajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.



Pengelolaan sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam suatu perusahaan /pemerintahan. Aplikasi ini mencakup, sistem informasi sumber daya manusia / sistem informasi manajemen kepegawaian, sistem informasi keuangan, dan lain-lain.
Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis, integratif dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung fungsi operasi, pembuatan dan pengambilan keputusan serta melakukan pengawasan dan pengendalian atas kinerja perusahaan.
Setiap organisasi membutuhkan informasi untuk membantu dalam mengelola tenaga kerja, material, energi, dan sumberdaya lain yang dimiliki. Informasi dan sistem informasi juga merupakan sumberdaya organisasi yang sangat berharga dan harus dikelola secara tepat untuk menunjang keberhasilan organisasi. Informasi akan memainkan peran penting, tergantung efektifitas penggunaan dan manajemen sumberdaya informasinya. Hal ini dikarenakan organisasi terus cenderung dihadapkan dengan perubahan-perubahan yang terus menerus terhadap ukuran, kompleksitas, dan cakupan dari operasinya. Sebagai contoh : suatu badan usaha senantiasa berkompetisi dengan kompetitornya dalam upaya memberikan produk dan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggannya yang sangat bervariasi di berbagai lokasi yang berbeda.
Badan usaha ini akan dapat menggunakan sistem informasi untuk menunjang efisiensi operasi usahanya dan efektifitas pengelolaan usahanya. Informasi ini harus akurat, tepat waktu dan disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna akhirnya. Ia juga seharusnya dapat membantu organisasi dalam memperoleh keuntungan strategic dibandingkan para kompetitornya. Atas dasar itu, sistem informasi berperan penting dalam menunjang kesuksesan suatu organisasi saat ini.

4.      KOMUNIKASI DATA
a.       Pengertian Komunikasi Data
Komunikasi data adalah transmisi atau proses pengiriman dan penerimaan data dari dua atau lebih device (sumber), melalui beberapa media. Media tersebut dapat berupa kabel koaksial, fiber optic (serat optic), microware dan sebagainya. Komunikasi data merupakan gabungan dari beberapa teknik pengolahan data. Dimana telekomunikasi yang dapat diartikan segala kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran informasi dari titik ke titik lain. Sedangkan pengolahan data adalah segala kegiatan yag berhubungan dengan pengolahan.
b.      Jenis-Jenis Komunikasi Data
Secara umum jenis-jenis komunikasi data dibagi atau digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1)        Infrakstruktur terrestrial Aksesnya dengan menggunakan media kabel dan nirkabel. Untuk membangun infrakstuktur terrestrial ini membutuhkan biaya yang tinggi, kapasitas bandwitch yang terbatas, biaya yang tinggi dikarenakan dengan menggunakan kabel tidak diprngaruhi oleh factor cuaca jadi sinyal yang diguakan cukup kuat.
2)        Melalui satelit Aksesnya menggunakan satelit. Wilayah yang dicakup akses sateli lebih luas sehingga mampu menjangkau sebuah lokasi yang tidak bisa dijangkau. Oleh infrastruktur terrestrial namun untuk membuthkan waktu yang lama untuk berlangsung prosesnya komunikasi. Karena adanya gangguan karena radiasigelombang matahari (sun outage) yang terjadi paling parahnya setiap 11 tahunsekali.
Dari kedua jenis tersebut dapat dibagi menjadi dua bentuk komunikasi data. System komuniksi data dapat pula bebentuk offline communication system (system komunikasi offline) dan on line communication system (system komunikasi online)a. System komunikasi offline System komunikasi offline adalah proses pengiriman data dengan menggunakantelekomunikasi ke pusat pengolahan data tetapi akan diproses dulu oleh terminalkemudian dengan menggunakan modem dikirim melalui telekomunikasi danlangsung dip roses oleh CPU data disimpan pada disket, magnetik tape dn lain-lain. Peralatan yang diperlukan 1. Terminal Merupakan suatu 1/0 device untuk mengirim data dan menerima data jarak jauh dengan fasilitas telekomunikasi. Peralatan terminal adalah magnetic tape unit, disk dirivepaper tape. 2. Jalur komunikasi Jalurnya merupakan fasilitas komunikasi seperti telepon, telegrf, telex dll.
Modem Suatu alat yang mengalihkan data dari system kode digital kedalam system kode analog.b. System komunikasi onlineData yang dikirim melalui terminal computer bisa langsung diperolh dandiproses oleh computer.Sitem komunikasi on line berupa:Memungkinkan untuk mengirimkan data ke pusat computer, diproses I pusatcomputer. Perusahaan yang pertama mempelopori yaitu American Airlinesberlaku komunikasi dua arah. Merupakan komunikasi data degan kecepatantinggi. Sistm ini memerlukan suatu teknik dalam hal system disain danpemrograman karena pusat computer dibutuhkan suatu bank data ataudatabase.Time sharing systemTekhnik online system oleh beberapa pemakai secara bergantian menurutwaktu yang diperlukan pemakai karena perkembangan proses CPU lebihcepatsedangkan input dan output tidak dapat mngimbangi.Distributed data processing systemMerupakan system yang sering digunakan sekarang sebagai perkembangandari time sharing system. Sebagai system dapat didefinisikan sebagai systemcomputer interaktf secara geogrfis dan dengan jalur komunikasi dan mampumemproses data dengan computer lain dalam suatu system.
Selain beberapa jenis komunikasi seperti yang dijelaskan diatas masih terdpatjenis-jenis yang lainnya yaitu:Komunikasi data terdiri dari komunikasi data analog dan digital. Komunikasidata analog contohnya adalah telepon umum – PSTN (Public SwitchedTelepohone Network). Komunikasi data digital contohnya adalah komunikasiyang terjadi pada komputer. Dalam komputer, data-data diolah secara digital.VoIP (Voice over Internet Protocol) merupakan teknik komunikasi suaramelalui jaringan internet. Suara yang merupakan data analog diubah menajdidata digital oleh decoder.data digital tersebut di-compress dan di-transmitmelalui jaringan IP. Oleh karena data dikirimkan melalui IP, maka datadikirimkan secara ‘Switcing Packet’ yaitu data dipecah menjadi paket-paket.Informasi dibagi-bagi dalam paket yang panjangnya tertentu kemudian tiappaket dikirimkan secara individual. Paket data mengandung alamat sehinggadapat dikirimkan ke tujuan dengan benar. Dalam VoIP, terdapat berbagaiprotokol yang digunakan diantaranya protokol H.323 yang merupakanprotokol standar untuk komunikasi multimedia seperti audio, video dan datareal time melalui jaringan berbasis paket seperti Internet Protocol (IP).Protokol H.323 mempunyai komponen seperi terminal, gateway, gatekeeperdan MCU (Multipoint Control Unit). Dalam komunikasi data pada VoIP,secara diagramnya terdiri atas sumber, voice coder serta jaringan internet.Voice coder merupakan pengkonversi suara dari data analog menjadi digital.Dalam voip ini masih memiliki kelemahankelemahan seperti delay yangmasih cukup tinggi dibandingkan dengan telepon biasa (PSTN). Diharapkandalam perkembangannya, VoIP dapat meiliki perkembangan yang baik sepertidelay yang diperkecil, sehingga dapat diambil keuntungannya yaitukomunikasi lebih murah terutama untuk komunikasi jarak jauh atau interlokal.
c.       Beberapa Media Dalam Proses Komunikasi Data
1)        Media kabel tembagaMedia yang cukup lama digunakan karena memang media inilah yang menjadi cikalbakal system komunikasi data dan suara. Saat ini media ini memang masih digunakanhanya saja pemanfaatannya sudah agak sedikit berkurang, hal ini dikarenakan karenaupaya penemuan dan pengembangan media komunikasi terus dipelajari dan hasilnyaterus banyak bermunculan media yang lebih baik dengan keuntungan yang lebihbanyak dibandingkan dengan keuntungan yang ditawarkan oleh media kabeltembaga.
2)        Media WLANSebuah jaringan local (LAN) yang terbentuk dengan menggunakan media perantarasinyal radio frekuensi tinggi, bukan dengan menggunakan kabel. Media wireless yangtidak kasat mata menawarkan cukup banyak keuntungan bagi penggunanya, diantaranya :
ÿ       Meningkatkan produktifitas Jaringan WLAN sangat mudah untuk di implementasikan, sangat rapi dalam hal fisiknya yang dapat meneruskan inforasi tanpa seutas kabe lpun, sangat fleksibel karena bisa diimplementasikan hamper di semua lokasi dan kapan saja, dan yang menggunakanya pun tidak terikat di satu tempat saja. Dengan semua factor yang ada ini, para penggunanya tentu dapat melakukan pekerjaan dengan lebih mudah akibatnya pekerjaan jadi cepat dilakukan, tiak membutuhkan waktu yang lama hanya karena masalah – masalah fisikal jarigan dari PC yang mereka gunakan. Berdasarkan factor inilah, wireless LAN tentunyadapat secara tidak langsung menigkatkan produktifitas dari para penggunanya cukup banyak factor penghambat yang ada dalam jaringan kabel yang dapat dihilangkan jika anda menggunakn medi ini. Meningkatnya produktivitas kerja para karyawannya, tetu akan sangat bermanfaat bagi perushaan tempat mereka bekerja.
ÿ       Cepat dan sederhana implementasinya. Implementasi jaringan WLAN terbilang mudah dan sederhana. Mudah karena anda hanya perlu memiliki sebuah perangkat penerima pemancar untuk membangun sebuah jaringan wireless. Setelah memilikinya, konfigurasi sedikit anda siap menggunakan sebuah jaringan komunikasi data bau dalam lokasi anda. Namun, tidak sesederhana itu jika anda menggunakan media kabel.
ÿ       Fleksibel Media Wireless LAN dapat menghubungkan anda dengan jairngan pada tempat-tempat yang tidak bisa diwujudkan oleh media kabel. Jadi fleksibilitas media wireless ini benar-benar tinggi karena anda bisa memasang dan menggunakannya dimana saja dan kapan saja, misalnya di pest ataman, di ruangan meeting darurat dan banyak lagi.
ÿ       Dapat mengurangi biaya investasi. Wireless LAN sangat cocok bagi anda yang ingin menghemat biaya yang akan dikeluarkan untuk membangun sebuah jaringan komunikasi data. Tanpa kabel berarti juga tanpa biaya, termasuk biaya termasuk biaya kabelnya sendiri, biaya penarikan, biaya perawatan, dan masih banyak lagi. Apalagi jika anda membangun LAN yang sering berubah-ubah, tentu biaya yang anda keluarkan akan semakin tinggi jika menggnakan kabel.
ÿ       Skalabilitas Dengan menggunakan media wireless LAN, ekspansi jaringan dan konfigurasi ulang terhadap sebuah jaringan tidak akan rumit untuk dilakukan seperti halnya dengan jaringan kabel. Disinilah nilai skalabilitas jaringan WLAN cukup terasa.

5.      KENDALA PENERAPAN SIM PADA ORGANISASI PEMERINTAH
Walaupun sudah lebih 20 tahun Sistem Informasi dikenal di Indonesia, implementasi di organisasi pemerintah (baik pusat maupun daerah) relatif masih rendah dibandingkan dengan sektor swasta .Hal tersebut disebabkan selain karena adanya hambatan di dalam birokrasi, yaitu mulai dari UU, kebijakan pusat dan daerah, sampai pada organisasi dan tata kerja yang tidak mudah untuk diubah atau disempurnakan, juga karena keterbatasan yang dimiliki pada organisasi pemerintah mendorong implementasi sistem informasi sesuai dengan batasan yang ada.
Berbeda dengan kondisi di kantor pemerintah, implementasi sistem informasi di sektor swasta tidak memiliki hambatan yang berarti, sehingga lebih mudah melakukan penyesuaian di dalam pemanfaatan sistem informasi. Bagi sektor swasta, sistem informasi serta business process reengineering dimanfaatkan untuk mencari solusi yang optimal di dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini, masih rendahnya implementasi sistem informasi pada organisasi pemerintah disebabkan antara lain karena:
1.         Belum adanya satuan kerja di suatu organisasi pemerintah yang secara struktural bertanggungjawab di dalam pembangunan dan pengembangan sistem informasi
2.         Keterbatasan di dalam penguasaan sistem informasi diatasi dengan suatu solusi yang “IT oriented” sehingga berakibat berkembangnya pulau-pulau sistem informasi;
3.         Rancangan sistem informasi berkembang secara parsial sesuai dengan kebutuhan masing-masing entitas organisasi pemerintahan (satuan kerja), sehingga sulit untuk diintegrasikan;
4.         Sistem informasi dilaksanakan secara mandiri di masing-masing satuan kerja tanpa adanya koordinasi sistem informasi antar satuan kerja, termasuk membangun informasi yang bukan menjadi tanggung jawab satuan kerja pembangun sistem;
5.         Data dan informasi yang dibuat dan berada di luar kewenangan/tupoksi suatu satuan kerja/lembaga tidak dapat dijamin keakuratan dan tanggungjawab kelayakannya, sehingga akan menjadi suatu area yang berisiko tertinggi;
6.         Belum terbangunnya budaya bekerja dengan suatu pola yang saling terintegrasi di lingkungan organisasi pemerintah;
7.         Keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia untuk pengelolaan sistem informasi.

Pelaksanaan sistem informasi pada organisasi pemerintah dapat diselenggarakan jika:
1.         Ada suatu proses kerterbukaan serta manajemen data dan informasi yang tertib serta terencana;
2.         Birokrasi tidak lagi menjadi suatu hambatan;
3.         Pembangunan sistem informasi dikembalikan pada tupoksi masing-masing organisasi satuan pemerintahan;
4.         Perlu dibuat suatu strategi dan kebijakan pendukung agar sistem informasi dapat diselaraskan dengan birokrasi yang ada di sektor swasta;
5.         Perlu peningkatan sumberdaya manusia;
6.         Perlu adanya change management di lingkungan organisasi pemerintahan.

Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Indonesia sangat cepat diterima oleh organisasi dengan skala besar. Namun demikian, para pengguna yang mencoba Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada tahap awal menyadari bahwa hambatan terbesar berasal dari para lapisan manajemen tingkat menengah sampai tingkat atas, dan bukan berasal dari manajemen tingkat bawah.
Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) masih belum lancar dan banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan dan kendala. Permasalahan yang menjadi kendala dan hambatan tersebut adalah sebagai berikut :
1.         Pemahaman para pemakai tentang komputer yang masih kurang
2.         Pemahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen yang masih minim
3.         Relatif mahalnya harga perangkat komputer
4.         Ambisius para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan manajer

Permasalahan yang menjadi penghambat dan kendala dalam perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM), menjadi tantangan tersendiri bagi para pengembang Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini. Setiap organisasi harus memahami betapa pentingnya manajemen informasi bagi perkembangan organisasi. Terdapat dua alasan utama mengapa terdapat perhatian yang besar terhadap manajemen informasi, yaitu meningkatnya kompleksitas kegiatan organisasi dan meningkatnya kemampuan komputer. Dengan tersedianya informasi yang berkualitas, tentunya juga mendorong manajer untuk meningkatkan kemampuan kompetitif (competitive advantage) organisasi yang dikelolanya.
Penyelesaian yang harus dilakukan oleh organisasi dalam menghadapi permasalahan dan kendala dari pengembangan Sistem informasi manajemen (SIM) adalah dengan memnberikan pemahaman kepada setiap anggota organisasi mengenai pentingnya Sistem informasi manajemen (SIM), memberikan pelatihan yang intensif kepada pengguna Sistem informasi manajemen (SIM), dan memberikan insentif kepada setiap anggota organisasi yang dapat memanfaatkan Sistem informasi manajemen (SIM) dengan lebih optimal.
Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi memainkan peran yang penting di dalam organisasi. Sistem informasi sangat mempengaruhi secara langsung dalam pengambilan keputusan, membuat rencana, dan mengelola pegawai, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum, dan menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat. Untuk itu, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan.


6.      KENDALA PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH
Secara teknis beberapa kendala yang masih dihadapi oleh sebagian organisasi pemerintah daerah ialah:
1.      Belum adanya dokumentasi mengenai bagan arus ringkasan (summary flow chart) yang memperlihatkan aliran/arus data sejak data mentah sampai dengan informasi tercetak. Persoalan ini kelihatannya sederhana, tetapi terkadang bias menyulitkan pihak manajer dalam mengawasi arus informasi yang terdapat dalam organisasi yang dipimpinnya.
2.      Lemahnya Data Management Systems. Ini terbukti dari belum adanya standar operasi yang baku, munculnya ekses overflow reporting, redundancy yang tidak efisien dan sebagainya.
3.      Prosedur untuk melihat data secara incidental masih terlalu lama, ini disebabkan karena banyak Kantor PDE yang tidak menggunakan system database relasional yang lebih efisien sehingga direct access sulit dilakukan.
4.      Tata-ruang perkantoran masih kurang memadai. Ruang untuk kegiatan-kegiatan ketatausahaan (tulis-menulis), operasi computer, atau penyortiran data masih bercampur-baur sehingga pekerjaan menjadi kurang sistematis.
Untuk perawatan mesin atau perangkat keras, organisasi masih menggantungkan diri kepada pihak pemasok dengan system kontrak pertahun. Akibatnya kalau ada kerusakan-kerusakan teknis, sekalipun sangat sederhana, tidak bisa segera diatasi sendiri oleh para pegawai.
5.      Permasalahan lain yang tida kalah pentingnya ialah kurang lancarnya pemasukan data. Proses data entry sangat menentukan kelangsungan proses-proses pengolahan berikutnya. Apabila sejak awal pengisian data tidak lancar dan tidak akurat, maka pekerjaan untuk mengoreksi data akan bertambah panjang, data sorting akan lamban, dan akhirnya tujuan organisasi PDE untuk menghasilkan informasi tepat pada waktunya tidak akan tercapai.

Dengan demikian masalah-masalah pemasukan data ini timbul karena:
a)      Kurangnya pengertian dan kesadaran dari pihak konsumen sebagai pengisi data. banyak pengisi data yang tidak sadar bahwa data yang akan dimasukkan ke dalam computer harus memiliki format dan prosedur yang pasti untuk menghindari kesalahan pengisian data.
b)      Belum meluasnya computerized minded di antara para pemakai data maupun para pengelola data sendiri di dalam organisasi-organisasi pemerintah.
c)      Lemahnya system informasi di dalam organisasi pengolahan data sendiri. Ini menyangkut masalah-masalah administrative dan operasional seperti bagaimana menangani volume data yang besar, membuat formulir isian data yang optimal, menentukan jumlah macam data yang dibutuhkan secara tepat, menentukan standar operasi, mengembangkan sistem input dan output, dan sebagainya.


7.      PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
a.     Pengertian  Pengendalian
Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses penetapan standar dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk menjamin aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Suatu sistem pengendalian memiliki beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan baik. Elemen-elemen tersebut adalah :
1.      Sensor atau Detektor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam suatu proses.
2.      Assesor yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukurannya dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.
3.      Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assessor.
4.      Jaringan Komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detektor dan assesor dan antara assesor dan efektor.

SIM  sebagai suatu sistem yang terbuka tidak dapat dijamin sebagai suatu system yang bebas kesalahan,kekurangan, dan penyimpangan umum lainnya. Oleh karena itu, pengendalian harus diterapkan untuk mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Pengendalian sistem informasi berguna untuk melindungi dirinya sendiri dapat terus melangsungkan hidupnya.

b.    Jenis Pengendalian Sistem Informasi Manajemen
Pengendalian sistem informasi manajemen dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian yaitu:
1.                   Pengendalian secara umum (general control) merupakan pengendalian diluar aplikasi system pengolah data. Pengendalian ini dapat dikelompokkan menjadi 6 macam yaitu pengendalian organisasi, dokumentasi, perangkat keras, keamanan fisik, keamanan data dan komunikasi data.
2.                   Pengendalian Aplikasi (application control), pengendalian khusus atau pengendalian aplikasi (application control) adalah sistem pengendalian inernal komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan tertentu yang telah ditentukan(setiap aplikasi berbeda karakteristik dan kebutuhan pengendalian), pengendalian yang diterapkan selama proses pengolahan data berlangsung. Pengendalian ini dapat dikategorikan kedalam 4 kelompok yaitu :
ÿ               Pengendalian Masukan dan input controls. Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kekeliruan dalam tahap masukan dalam pengolahan data. Pengendalian masukan umumnya menyangkut efisiensi, persetujuan, masukan terhormat, penandaan, pembatalan, dan lain-lain dalam proses komputer.
ÿ               Pengendalian Proses pengolaha data atau proses controls. Pengendalian ini mencakup mekanisme, standarisasi, dan lain-lain.
ÿ               Pengendalian keluaran atau output controls. Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa masukan dan pemrosesan sehingga berpengaruh terhadap keluaran secara absah dan pendistribusian keluaran secara memadai. Pengendalian ini mencakup rekonsiliasi, penyajian umur, suspensi berkas, suspensi account, audit periodik, laporan ketidaksesuaian dan lipstream resubmissio.
ÿ               Pengendalian file atau database(database controls).
c.     Pengendalian Akses Ke Sistem
Pengendalian Akses Sistem di kelompokan menjadi dua (2) bagian :
1.                   Pengendalian Akses Akses Logis
Untuk membatasi akses logis, sebuah system harus membedakan antara pemakai yang sah dan pemakai yang tidak sah dengan cara mengecek apa yang dimiliki atau diketahui oleh para pemakai, dimana para pemakai mengakses system, atau dengan mengenali karakteristik pribadi. Cara-cara untuk membatasi akses logis adalah sbb:
ÿ               Password
ÿ               Identifikasi pribadi. Misalnya:kartu identitas yang berisi nama, foto, dll.
ÿ               Identifikasi biometric. Misalnya; sidik jari, pola suara, hasil rekaman retina, pola dan  bentuk wajah, bau badan, dan pola tandatangan.
ÿ               Uji Kompatibilitas. Uji kompabilitas harus dilaksanakan untuk menentukan apakah pemakai tersebut memiliki hak untuk menggunakan komputer tersebut.
2.      Pengendalian akses Fisik
Kemampuan untuk menggunakan peralatan computer disebut dengan akses fisik, sedangkan kemampuan untuk memperoleh akses data perusahaan disebut akses logis. Kedua akses ini harus dibatasi. Pengamanan akses fisik dapat dicapai dengan pengendalian sebagai berikut:
a)                  Penempatan computer dalam ruang terkunci dan akses hanya diizinkan untuk karyawan yang sah saja.
b)                 Hanya menyediakan satu atau dua pintu masuk saja pada ruang computer. Pintu masuk harus senantiasa terkunci dan secara hati-hati dipantau oleh petugas keamanan dan kalau memungkinkan diawasi dengan menggunakan kamera pengawas\
c)                  Mensyaratkan identitas karyawan yang jelas, seperti pemakaian badge untuk dapat lolos melalui pintu akses.
d)                Mensyaratkan bahwa setiap pengunjung untuk membubuhkan  tanda tangan ditempat yang telah tersedia setiap akan masuk atau keluar dari lokasi pengolahan data.
e)                  Pembatasan akses ke saluran telepon pribadi, terminal atau PC yang sah.
f)                   Pemasangan kunci pada PC dan peralatan computer lainnya

3.      Pengendalian Administrasi
Pengendalian ini bertujuan mengefisiensikan operasi kegiatan dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. Manajemen yang baik dapat menghindari perusahaan dari penyelewengan dan kesalahan.
8.      PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASISKAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
a.       Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam sistem manajemen manajemen pengambilan keputusan memegang peranan yang paling penting karena keputusan yang di ambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin. Pengambilan keputusan tidak boleh dilakukan secara sembarang. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.
Model pengambilan keputusan menurut Herbert A.Simon terdiri dari 3 tahap yaitu :
ÿ       Pemahaman, menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan.
ÿ       Perancangan, menemukan, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan.
ÿ       Pemilihanmemilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada

Dari model simon diatas mempunyai hubungannya dengan Sistem Informasi Manajemen yang di ikhtisarkan untuk 3 tahap model simon yaitu :
Tahap Proses Pengambilan Keputusan
Hubungannya dengan SIM
Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus
Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengelolah data dan memprakarsai pemecahan alternatif 
Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan



b.      Informasi dan Kegiatan Manajemen
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk  kondisi yang tidak terstruktur ataupun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja.
Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya.
1.      Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas. Dengan hanya mengandalkan sistem informasi manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama ditingkat atas untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan dampak luas dan/atau padasituasi yang tidak terstruktur. Contoh: Terkait dengan kelangkaan BBM dibeberapa wilayah di Indonesia telah mendorong upaya  beberapa  pihak  yang tidak  bertanggung jawab untuk  melakukan penimbunan. Untuk itu manajemen di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai lembaga pengatur  yang bertanggungjawab untuk  memerintahkan  Pertamina yang mengelola BBM harus dengan cepat mengambil keputusan yang strategis atas gejala penimbunan sehingga dapat mengatur strategi distribusi dan pemasaran dalam upaya mengatasi kelangkaan dan penimbunan.
2.      Kebutuhan untuk  menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti (makna). Manajemen di sini di dorong untuk bagaiman mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik.










SUMBER
B. Davis. Gordon.1991.Kerangka Dasar Sistem  Informasi Manajemen. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono.1998. Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hj. Dedeh Maryani_sistem informasi manajemen dalam mendukung kinerja organisasi publik.
Kumorotomo, Wahyu dan Subando Agus Margono. 2001. Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi Publik. Yogyakarta: Gadjah Mmada University Press.



0 komentar:

Posting Komentar